PLUIT - Ambruknya jembatan di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk atau Wisata Alam Mangrove diduga karena kelebihan beban. Seharusnya jembatan terbuat dari kayu itu tidak bisa menahan beban sampai belasan orang secara bersamaan."Kapasitas 5-6 orang. Dulu ada bacaan dilarang melebihi kapasitas, karena banyak yang jahil tulisan enggak ada lagi," kata petugas yang enggan menyebutkan namanya di lokasi kejadian, Kamis (31/7).
Menurut pria itu, pernah suatu hari ada hampir 20 orang mau melintasi jembatan sepanjang 200 meter itu langsung dilarang. "Kemarin ada lebih 20 orang langsung saya larang," kata petugas yang memakai celana hijau.Namun saat kejadian tadi jembatan itu tidak dijaga oleh petugas.
Sehingga belasan orang leluasa masuk dan berfoto-foto. Salah seorang keluarga korban mengatakan saat kejadian bersama pacar dan tiga keluarganya memang ingin berfoto di jembatan. Diduga jembatan itu roboh karena melebihi kapasitas."Mau foto ramai-ramai di tengah jembatan itu. Keluarga saya ikutan kecebur juga," tuturnya.
Sementara itu Junaidi Seko Jakarta Utara menuturkan kondisi jembatan di kawasan Mangrove Angke itu memang sudah diusulkan untuk diperbaiki,mengingat kayu penyangga jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu sudah usang. "Memang usia jembatan yang terbuat dari kayu itu sudah rapuh. Dan sudah diusulkan ke Kementrian Kehutanan yang merupakan kewenangannya" kata Junaidi.Tidak ada korban jiwa atau luka serius yang dialami para pengunjung. Sebanyak 5 orang yang terjatuh dan basah kuyup. ( Bian)