Ratusan pegawai penjaga pompa air di Jakarta Utara mengaku sering
dikejar debt collector alias penagih utang. Ini karena selama ini
pembayaran gaji tersendat-sendat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka erpaksa utang sana utang sini.
Keluhan ini
disampaikan kepada Plt Walikota Jakarta Utara, Tri Kurniadi saat
bertatap muka di kantor Walikota Jakarta Utara, Selasa (16/12). Petugas
ini meminta Dinas PU agar membayar gaji tepat waktu.
“Kamiini
Pekerja Harian Lepas (PHL).Sebab sekarang ini gajinya telat-telat terus
sehingga teman-teman jadi korban debt collector. Jadi tolong secepatnya
dibayarkan minimal awal tanggal 1,” kata Heri petugas Pintu air Kodamar,
Kelapa Gading, Jakarta Utara yang disambut tepuk tangan teman-temanya.
Pernyataan
lain juga disampaikan oleh Imron, penjaga rumah pompa air di Bimoli
Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Dia mengaku selama ini petugas teknis
jarang memeriksasecara menyeluruh sehingga membuat petugas di lapangan
sulit untuk melaporkan jika terjadi masalah.
Dia meminta
pemerintah supaya rutin melakukan pengecekan oleh tenaga ahli. Ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan
akan cepat diatasi sehingga tidak akan semakin parah. “Kalau saya lihat
selama ini jarang ada petugas teknis yang datang melakukan pemeriksaan
pompa,” terangnya.
Plt Walikota Jakarta Utara Tri Kurniadi mengaku
sangat prihatin dengan kondisi ini. Menurutnya, ia meminta kepada Dinas
Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta memenuhi kewajibannya membayar gaji
tepat waktu kepada para petugas rumah pompa.
“Saya sangat
prihatin dengan kondisi PLH yang gajinya tersendat-sendat sehingga
mereka terpaksa dikejar-kejar utang. Kedepan hal ini tidak boleh
terjadi, karena saya khawatir akan mengganggu kenerja para pegawai
dilapangan, makanya mereka harus kita prioritaskan gaji jangan sampai
tertunda-tunda lagi,”terang Tri Kurniadi dengan nada tinggi.
Diungkapkan
oleh Plt Walikota, pengecekan pompa air ini juga harus dilakukan secara
rutin bukan hanya pada saat musim hujan saja atau pada saat terjadi
kerusakan. Jika ada kerusakan seperti ini tidak akan repot lagi,
berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
BMKG pertengahan Januari curah hujan mulai tinggi. Namun hujannya tidak
selebat seperti tahun lalu, meski begitu hal ini harus secepatnya
diatasi.
“Di Jakarta Utara ada 98 unit pompa di 35 rumah pompa.
Dari jumlah tersebut, 11 rumah pompa kewenangannya berada di Sudin PU
Tata Air, dan sisanya berada di tingkat DKI Jakarta. Untuk mencegah agar
Jakarta Utara bebas banjir maka rumah pompa harus berjalan
maksimal”terangnya.
Kasudin PU Tata Air, Wagiman Silalahi
menuturkan dari 98 unit pompa air yang ada di Jakarta Utara tercatat ada
6 pompa yang mengalami rusak. Saat ini keenam pompa air tersebut dalam
proses perbaikan dan perkirakan dalam waktu akan selesai. “Saat ini
kami sudah memperbaiki dan kami pastikan seluruh rumah pompa segera
berfungsi optimal,”terang Wagiman.
Sumber : http://poskotanews.com/2014/12/16/penjaga-rumah-pompa-mengaku-diuber-uber-penagih-utang/