
Pantauan beritajakarta.com terlihat di depan alat penyaringan sampah Rawabadak Selatan dan di sepanjang kali Sunter dipenuhi sampah rumah tangga, seperti sampah plastik, kasur, sterofoam, sandal, sepatu, dan lain sebagainya. Parahnya lagi, tumpukkan sampah itu juga menebar aroma tak sedap serta membuat air di kali tersebut berwarna hitam pekat.
Triono, Petugas Operator Alat Penyaringan Sampah Rawabadak Selatan mengatakan, meningkatnya volume sampah di Kali Sunter itu diduga lantaran masuknya musim penghujan dalam beberapa hari belakangan ini, sehingga membawa sampah dengan volume yang banyak ke kali Sunter. "Meningkatnya volume sampah ini juga disebabkan produksi sampah rumah tangga dari warga, dan juga kiriman dari ujung Kali Sunter," ujar Triono, Jumat (4/11).
Ia mengungkapkan, setiap hari pihaknya mengangkut sampah-sampah di kali itu, dan biasanya dalam waktu sehari mampu mengangkut sampah-sampah itu hingga tiga truk. Namun, sejak turun hujan beberapa hari terakhir, pihaknya mampu mengangkut sampah sampai lebih dari lima truk sampah. "Semua sampah itu langsung dikirim ke TPST Bantargebang, Bekasi, supaya tidak ada penumpukan sampah di sini," ucap Triono.
Untuk mengangkut sampah-sampah di sepanjang kali Sunter ini, pihaknya mengerahkan delapan orang petugas kebersihan. "Bila volume sampahnya terus meningkat, kami akan menambah beberapa petugas, agar sampah-sampah tersebut dapat diangkut dengan cepat," tuturnya.
Sementara itu, Yanto (40), warga Rawabadak Selatan menambahkan, keberadaan sampah-sampah yang menggenangi Kali Sunter memang sudah ada sejak sepekan terakhir. "Tampaknya sampah ini kebanyakan kiriman dan juga dari warga. Jika tidak cepat dibersihkan, kami khawatir saat hujan, airnya meluap ke jalan," tandasnya.