CILINCINGPenumpang angkot di Jalan Raya maupun sopir angkot resmi mengeluhkan maraknya sopir tembak dan kernet angkot dibawah umur marak di jalur angkutan umum.Dampaknya selain dapat membahayakan penumpang saat naik angkot juga berbahaya bagi anak-anak yang dipekerjakan sebagai kernet.
Yeni 24, buruh KBN yang kesehariannya menggunakan angkot merasa cemas dan was-was ketika sopir yang mengemudi tak memakai seragam dan tak punya SIM. Mereka selalu ugal-ugalan dan saling menyerobot sesama angkutan umum saat mengemudi.
Menanggapi hal ini, Samsul Nirwan Kasie Op Sudinhub Jakarta Utara berjanji dalam waktu dekat akan melakukan operasi. Namun ia meminta kepada pemilik angkot tidak memberikan kepada sopir tak punya SIM maupun kernet dibawah umur."Makanya saya kalau naik angkot pilih-pilih kalau sopirnya masih remaja dan tak pakai seragam tidak kami naiki" tuturnya.
Begitupun disampaikan Yudi 39, sopir angkot KWK 03 Jurusan Cakung-Tg Priok. Sopir-sopir tak punya seragam ini biasanya sopir tembak.Dan mereka beroperasi pada pagi dan malam hari. Dan mereka juga tidak memiliki SIM. "Meskinya sipemilik angkot tidak memberikan kepada sopir yang tak punya SIM, karena kalau dibiarkan bisa membahayakan penumpangnya" kata Yudi.
Menurut Yudi, soal seragam bagi sopir angkot sangat setuju, sebab mereka yang memakai seragam sudah memiliki kartu anggota Koperasi dan wajib memiliki SIM untuk bisa mendapatkan seragam.Sementara itu, kernet anak-anak dibawah umur yang kian marak, sangat berbahaya bagi si anak tersebut. Karena mereka harus berlarian dan turun naik angkot untuk mencari penumpang di jalan.
"terkadang anak-anak itu harus berlarian sehingga sewaktu-waktu bisa mencelakaannya karena terjatuh" kata Sri 34, penumpang Angkot Metromini T41 Jurusan Tg Priok-Pulogadung.
Sekedar diketahui, awak sopir tembak ini marak beroperasi di Jalan Tipar Cakung, Jalan Raya Plumpang-Semper dan Jalan Raya Rorotan.
Yeni 24, buruh KBN yang kesehariannya menggunakan angkot merasa cemas dan was-was ketika sopir yang mengemudi tak memakai seragam dan tak punya SIM. Mereka selalu ugal-ugalan dan saling menyerobot sesama angkutan umum saat mengemudi.
Menanggapi hal ini, Samsul Nirwan Kasie Op Sudinhub Jakarta Utara berjanji dalam waktu dekat akan melakukan operasi. Namun ia meminta kepada pemilik angkot tidak memberikan kepada sopir tak punya SIM maupun kernet dibawah umur."Makanya saya kalau naik angkot pilih-pilih kalau sopirnya masih remaja dan tak pakai seragam tidak kami naiki" tuturnya.
Begitupun disampaikan Yudi 39, sopir angkot KWK 03 Jurusan Cakung-Tg Priok. Sopir-sopir tak punya seragam ini biasanya sopir tembak.Dan mereka beroperasi pada pagi dan malam hari. Dan mereka juga tidak memiliki SIM. "Meskinya sipemilik angkot tidak memberikan kepada sopir yang tak punya SIM, karena kalau dibiarkan bisa membahayakan penumpangnya" kata Yudi.
Menurut Yudi, soal seragam bagi sopir angkot sangat setuju, sebab mereka yang memakai seragam sudah memiliki kartu anggota Koperasi dan wajib memiliki SIM untuk bisa mendapatkan seragam.Sementara itu, kernet anak-anak dibawah umur yang kian marak, sangat berbahaya bagi si anak tersebut. Karena mereka harus berlarian dan turun naik angkot untuk mencari penumpang di jalan.
"terkadang anak-anak itu harus berlarian sehingga sewaktu-waktu bisa mencelakaannya karena terjatuh" kata Sri 34, penumpang Angkot Metromini T41 Jurusan Tg Priok-Pulogadung.
Sekedar diketahui, awak sopir tembak ini marak beroperasi di Jalan Tipar Cakung, Jalan Raya Plumpang-Semper dan Jalan Raya Rorotan.