Sudah jatuh tertiban tangga, Disaat korban kebakaran di Jl Muara Baru Ujung RT 18/17 Penjaringan, Jakarta Utara tengah beristirahat lantaran usai berjibaku menyelamatkan diri dan barang-barang berharga, serta membantu memadamkan api. Justru, nasib sial menimpa Meri (22), salah satu korban kebakaran tersebut kehilangan uang Rp 5 juta didalam kamarnya dilantai dua yang diduga raib dicuri maling.
Ridwan (50), orang tua Meri, mengatakan awalnya dirinya tidak mengetahui bahwa Meri menyimpan uang Rp 5 juta didalam kamarnya, karena pada saat peristiwa kebakaran Meri tidak ada dirumah, sehingga dia hanya fokus membereskan sisa puing-puing yang membakar sebagian rumahnya itu. "Meri juga tidak mengetahui kalau dirumah ada kebakaran. Setelah pulang kerumah dan melihat rumahnya terbakar, Meri langsung memberi tahu saya kalau ada uang Rp 5 Juta dikamarnya," ujar Ridwan, ketika ditemui dilokasi kebakaran, Jumat (26/10).
Usai diberi informasi oleh Meri bila ada uang Rp 5 juta yang disimpan dalam dompet dikamarnya, kata Ridwan, dirinya langsung ke kamar Meri yang berada di lantai dua. Setelah dicari-cari ke berbagai sudut ruangan kamar, dompet tersebut tidak ketemu. Kecurigaan Ridwan muncul setelah mengetahui loteng bagian asbes hancur. Selain itu, terlihat koper yang berisi pakaian berpindah tempat dari lantai kamarnya dan pindah diatas loteng. Padahal, sebelumnya asbes itu hanya bolong sedikit dan tidak hancur, serta kopernya itu berada dilantai kamarnya. Sehingga, dia menduga ada maling yang menyelinap masuk kedalam kamar Meri dengan membongkar asbes dan mengambil uangnya sebesar Rp 5 juta.
"Saya kecolongan, karena setelah kebakaran saya dan korban kebakaran lainnya tidak tidur, dan hanya menjaga barang-barang berharga di lokasi kebakaran. Kira-kira maling masuk sekitar jam 3 pagi, karena jam 4 pagi pada saat saya ke atas kamar Meri untuk mencari uang didalam dompetnya, tapi uangnya sudah hilang. Saya menduga kalau ada maling masuk, karena asbesnya hancur dan kopernya pindah diatas asbes. Sepertinya dia mau mengambil kopernya juga, tapi terlalu berat dan meninggalkan kopernya begitu saja diatas asbes," katanya.
Menurutnya, peristiwa kebakaran itu hanya membakar sebagian rumahnya saja, sehingga dia menjamin kalau uang anaknya itu diduga hilang dicuri maling, dan uangnya bukan hilang karena terbakar. "Saya tidak ada rencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, karena ini sudah musibah. Tapi, kalau saya mengetahui orang yang mengambil uangnya, saya akan lapor polisi," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Penjaringan Roni Jarpiko mengaku belum mendapat laporan mengenai adanya korban kebakaran yang kehilangan uang sebesar Rp 5 juta. Meski begitu, pihaknya mengimbau kepada korban untuk melaporkan kejadian itu ke pihak yang berwajib agar bisa dilakukan penyelidikan apakah uang tersebut hilang karena dicuri atau terbakar. "Saya imbau kepada korban kebakaran untuk menempati tempat pengungsian yang berada di gudang tak jauh dari lokasi kebakaran, karena disana banyak barang-barang berharga milik korban. Jika mereka ada digudang, kami dapat lebih mudah mengontrol korban dan penyelidikan kebakaran," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, di saat gema takbir berkumandang menyambut Idul Adha 1433 Hijriah, musibah kebakaran melanda pemukiman warga di Jl Muara Baru Ujung RT 18/17, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kebakaran yang diduga dari kompor gas yang meledak di rumah Mustapa (65) sekitar pukul 21.00, mengakibatkan 20 rumah terbakar. Beruntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Sebanyak 28 unit mobil pemadam kebakaran juga dikerahkan untuk menjinakkan api di pemukiman padat tersebut.
Ridwan (50), orang tua Meri, mengatakan awalnya dirinya tidak mengetahui bahwa Meri menyimpan uang Rp 5 juta didalam kamarnya, karena pada saat peristiwa kebakaran Meri tidak ada dirumah, sehingga dia hanya fokus membereskan sisa puing-puing yang membakar sebagian rumahnya itu. "Meri juga tidak mengetahui kalau dirumah ada kebakaran. Setelah pulang kerumah dan melihat rumahnya terbakar, Meri langsung memberi tahu saya kalau ada uang Rp 5 Juta dikamarnya," ujar Ridwan, ketika ditemui dilokasi kebakaran, Jumat (26/10).
Usai diberi informasi oleh Meri bila ada uang Rp 5 juta yang disimpan dalam dompet dikamarnya, kata Ridwan, dirinya langsung ke kamar Meri yang berada di lantai dua. Setelah dicari-cari ke berbagai sudut ruangan kamar, dompet tersebut tidak ketemu. Kecurigaan Ridwan muncul setelah mengetahui loteng bagian asbes hancur. Selain itu, terlihat koper yang berisi pakaian berpindah tempat dari lantai kamarnya dan pindah diatas loteng. Padahal, sebelumnya asbes itu hanya bolong sedikit dan tidak hancur, serta kopernya itu berada dilantai kamarnya. Sehingga, dia menduga ada maling yang menyelinap masuk kedalam kamar Meri dengan membongkar asbes dan mengambil uangnya sebesar Rp 5 juta.
"Saya kecolongan, karena setelah kebakaran saya dan korban kebakaran lainnya tidak tidur, dan hanya menjaga barang-barang berharga di lokasi kebakaran. Kira-kira maling masuk sekitar jam 3 pagi, karena jam 4 pagi pada saat saya ke atas kamar Meri untuk mencari uang didalam dompetnya, tapi uangnya sudah hilang. Saya menduga kalau ada maling masuk, karena asbesnya hancur dan kopernya pindah diatas asbes. Sepertinya dia mau mengambil kopernya juga, tapi terlalu berat dan meninggalkan kopernya begitu saja diatas asbes," katanya.
Menurutnya, peristiwa kebakaran itu hanya membakar sebagian rumahnya saja, sehingga dia menjamin kalau uang anaknya itu diduga hilang dicuri maling, dan uangnya bukan hilang karena terbakar. "Saya tidak ada rencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, karena ini sudah musibah. Tapi, kalau saya mengetahui orang yang mengambil uangnya, saya akan lapor polisi," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Penjaringan Roni Jarpiko mengaku belum mendapat laporan mengenai adanya korban kebakaran yang kehilangan uang sebesar Rp 5 juta. Meski begitu, pihaknya mengimbau kepada korban untuk melaporkan kejadian itu ke pihak yang berwajib agar bisa dilakukan penyelidikan apakah uang tersebut hilang karena dicuri atau terbakar. "Saya imbau kepada korban kebakaran untuk menempati tempat pengungsian yang berada di gudang tak jauh dari lokasi kebakaran, karena disana banyak barang-barang berharga milik korban. Jika mereka ada digudang, kami dapat lebih mudah mengontrol korban dan penyelidikan kebakaran," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, di saat gema takbir berkumandang menyambut Idul Adha 1433 Hijriah, musibah kebakaran melanda pemukiman warga di Jl Muara Baru Ujung RT 18/17, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kebakaran yang diduga dari kompor gas yang meledak di rumah Mustapa (65) sekitar pukul 21.00, mengakibatkan 20 rumah terbakar. Beruntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Sebanyak 28 unit mobil pemadam kebakaran juga dikerahkan untuk menjinakkan api di pemukiman padat tersebut.