Pemblokiran jalan yang dilakukan ratusan warga Kampung Sawah,
Sempertimur, Cilincing, Jakarta Utara di Jl Raya Cakung-Cilincing
(Cacing) pagi tadi, rupanya mendapat perhatian serius Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo. Bahkan, orang nomor satu di DKI Jakarta ini
berjanji akan mencarikan solusi terkait sengketa lahan yang dihadapi
warga Kampung Sawah.
Kedatangan Jokowi langsung disambut antusias ratusan warga Kampung Sawah. Mereka yang sudah menunggu orang nomor satu di DKI Jakarta itu sejak tadi sore, langsung mengerubungi Jokowi saat berkunjung diwilayahnya. Bahkan, warga rela berdesak-desakan untuk bersalaman dengan Jokowi.
Meski dibuat kewalahan, Jokowi tetap tersenyum menyapa dan bersalaman dengan warga sambil berjalan menuju Masjid Nurul Hidayah Kampung Sawah. Jokowi yang saat itu mengenakan kemeja putih, juga menyempatkan diri salat maghrib di masjid tersebut. Warga yang menyaksikan gubernur kesayangannya itu dari dekat juga mengabadikan kedatangan Jokowi dengan kamera ponselnya.
"Semuanya yang ada di sini nanti akan dibentukan RT dan RW di sini. Bapak, ibu, dan saudara-saudara juga akan diberikan E-KTP, termasuk Kartu Jakarta Sehat (KJS)," ujar Jokowi yang langsung disambut gembira warga, Rabu (28/11).
Menurutnya, masalah sengketa lahan di Kampung Sawah merupakan masalah hukum. Jika dirinya memutuskan masalah ini akan dinilai keliru, dan akan terkena masalah. Meski begitu, Jokowi akan mengkaji surat-surat maupun dokumen masalah sengketa lahan disini. "Kita proses secara hukum. Saya harus melihat dokumen dan dipelajari bersama walikota untuk dicarikan solusi. Yang penting hari ini batal eksekusi dulu. Warga harus dingin jangan panas dulu. Jalan keluar akan saya carikan bersama walikota. Kalau pembentukan RT dan RW, serta KTP itu nanti saya yang urus," katanya.
Kedatangan Jokowi langsung disambut antusias ratusan warga Kampung Sawah. Mereka yang sudah menunggu orang nomor satu di DKI Jakarta itu sejak tadi sore, langsung mengerubungi Jokowi saat berkunjung diwilayahnya. Bahkan, warga rela berdesak-desakan untuk bersalaman dengan Jokowi.
Meski dibuat kewalahan, Jokowi tetap tersenyum menyapa dan bersalaman dengan warga sambil berjalan menuju Masjid Nurul Hidayah Kampung Sawah. Jokowi yang saat itu mengenakan kemeja putih, juga menyempatkan diri salat maghrib di masjid tersebut. Warga yang menyaksikan gubernur kesayangannya itu dari dekat juga mengabadikan kedatangan Jokowi dengan kamera ponselnya.
"Semuanya yang ada di sini nanti akan dibentukan RT dan RW di sini. Bapak, ibu, dan saudara-saudara juga akan diberikan E-KTP, termasuk Kartu Jakarta Sehat (KJS)," ujar Jokowi yang langsung disambut gembira warga, Rabu (28/11).
Menurutnya, masalah sengketa lahan di Kampung Sawah merupakan masalah hukum. Jika dirinya memutuskan masalah ini akan dinilai keliru, dan akan terkena masalah. Meski begitu, Jokowi akan mengkaji surat-surat maupun dokumen masalah sengketa lahan disini. "Kita proses secara hukum. Saya harus melihat dokumen dan dipelajari bersama walikota untuk dicarikan solusi. Yang penting hari ini batal eksekusi dulu. Warga harus dingin jangan panas dulu. Jalan keluar akan saya carikan bersama walikota. Kalau pembentukan RT dan RW, serta KTP itu nanti saya yang urus," katanya.
Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono menjelaskan adanya aksi
pemblokiran jalan pagi tadi lantaran warga mendapatkan informasi bahwa
akan ada eksekusi dari Pengadilaan Negeri Jakarta Utara terhadap lahan
atas nama Ruin Bin Nidih seluas 2,2 hektar pada hari ini. "Beberapa hari
yang lalu kami sudah rapatkan dengan pak Kapolres, dari pertimbangannya
bahwa situasinya tidak memungkinkan ada eksekusi, karena eksekutornya
Kapolres. Sehingga pihak pengadilan menyampaikan bahwa ada penundaan
eksekusi," imbuhnya.
Lebih lanjut Bambang menambahkan, saat ini pihaknya tengah mempelajari permasalahan tersebut, termasuk adanya rencana program Pemprov DKI Jakarta untuk membangun rumah susun (rusun) disana dengan membeli lahan warga pada tahun 2013 melalui Dinas Perumahan DKI Jakarta, agar masyarakat tersebut menempati rumah susun itu. "Kami sudah beri tahu bahwa eksekusi ini ditunda. Jadi masyarakat tidak percaya dan khawatir apabila ada eksekusi, sehingga tadi pagi memblokir jalan. Kalau masalah eksekusi, kita tidak bisa membatalkan karena sudah masuk ke ranah hukum. Tapi, akan kita bicarakan dengan pengadilan, supaya jangan sampai ini jadi permasalahan wilayah. Kita akan bahas kembali termasuk disesuaikan dengan program Pemprov terhadap penataan lahan di Kampung Sawah," ungkapnya.
Menurutnya, mengenai adanya aspirasi warga untuk meniadakan dan dibatalkan eksekusi ini, dan meminta pembentukan RT dan RW, serta E-KTP nantinya akan diproses. "Kampung sawah memiliki luas 26 hektar yang memiliki 26 sertifikat lahan milik perorangan dan ditempati oleh 1.500 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 7.789 jiwa. Tapi, yang akan dieksekusi hanya 2,2 hektar milik Ruin Bin Nidih," tuturnya.
Sementara itu, Krisdion (37) perwakilan dari warga Kampung Sawah, mengaku, pihaknya sengaja melakukan aksi tersebut karena seluruh warga mengaku resah atas tindakan penggusuran di wilayah yang termasuk grey area tersebut. "Kami sudah dari tahun 80-an di sini, jangan seenaknya main gusur, kami mau pindah kemana lagi. Kami memang berdiri di atas lahan orang lain, tapi saya berharap ada solusi buat warga," harapnya.
Lebih lanjut Bambang menambahkan, saat ini pihaknya tengah mempelajari permasalahan tersebut, termasuk adanya rencana program Pemprov DKI Jakarta untuk membangun rumah susun (rusun) disana dengan membeli lahan warga pada tahun 2013 melalui Dinas Perumahan DKI Jakarta, agar masyarakat tersebut menempati rumah susun itu. "Kami sudah beri tahu bahwa eksekusi ini ditunda. Jadi masyarakat tidak percaya dan khawatir apabila ada eksekusi, sehingga tadi pagi memblokir jalan. Kalau masalah eksekusi, kita tidak bisa membatalkan karena sudah masuk ke ranah hukum. Tapi, akan kita bicarakan dengan pengadilan, supaya jangan sampai ini jadi permasalahan wilayah. Kita akan bahas kembali termasuk disesuaikan dengan program Pemprov terhadap penataan lahan di Kampung Sawah," ungkapnya.
Menurutnya, mengenai adanya aspirasi warga untuk meniadakan dan dibatalkan eksekusi ini, dan meminta pembentukan RT dan RW, serta E-KTP nantinya akan diproses. "Kampung sawah memiliki luas 26 hektar yang memiliki 26 sertifikat lahan milik perorangan dan ditempati oleh 1.500 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 7.789 jiwa. Tapi, yang akan dieksekusi hanya 2,2 hektar milik Ruin Bin Nidih," tuturnya.
Sementara itu, Krisdion (37) perwakilan dari warga Kampung Sawah, mengaku, pihaknya sengaja melakukan aksi tersebut karena seluruh warga mengaku resah atas tindakan penggusuran di wilayah yang termasuk grey area tersebut. "Kami sudah dari tahun 80-an di sini, jangan seenaknya main gusur, kami mau pindah kemana lagi. Kami memang berdiri di atas lahan orang lain, tapi saya berharap ada solusi buat warga," harapnya.
Surana (40) Kordinator lintas Blok Kampung Sawah menyambut baik adanya pembatalan eksekusi, pembentukan RT dan RW, serta E-KTP maupun kepemilikan KJS yang dilakukan gubernur. Sebab, selama ini warga selalu menumpang membuat KTP di Kelurahan lain dengan merogoh koceknya "Saya bersyukur banget pak, karena selama ini menumpang disini dan sudah belasan tahun tidak ada RT dan RW. Dengan adanya RT dan RW ini nantinya warga akan mudah mengurus KTP," tandasnya.