Sejak tahun 1978 bangunan sekolah yang kini ditempati aktivitas belajar mengajar SMPN 282 di Jalan Taman Nyiur, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara belum pernah direhab total. Pasalnya, bangunan tua tersebut telah mengalami kerusakan fisik dan jauh dari gedung sekolah yang bertaraf standar pendidikan.
Sejumlah wali murid, komite dan pihak sekolah berharap dilakukan perbaikan secara total. Hal itu demi memudahkan layanan pendidikan mengingat siswa kerap menumpang bila belajar lab IPA dan lainnya.
"Kami prihatin siswa bila belajar lab computer dan lab lainnya harus numpang terus yang jaraknya sekitar 200 meter dari SMPN 282. Karena sekolah ini tidak mempunyai fasilitas yang memadai sehingga harus numpang diluar," ujar Ny. Dewi, 38, salah seorang wali murid kepada jakartautara.com, Sabtu (25/02/2012).
Kambe, wali murid lainnya juga mengatakan hal yang sama. "Banyak plafon dan kusen sekolah yang rusak baik diruang guru maupun dikelas. Selain itu sekolah juga sudah sangat rendah, lantai ruang kelas tingginya sudah sama dengan jalan bila tidak direhab total kami kuatir sekolah ini akan kerendam," ucap pria yang juga sebagai komite sekolah.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 282, Djusman Silalahi mengakui dan membenarkan adanya keluhan wali murid dan komite sekolah. "Dulu gedung sekolah ini untuk sekolah SD semenjak dialihkan perubahan untuk SMPN 282 tahun 1998 sampai sekarang gedung sekolah belum pernah direhab total," jelasnya. (min)
Kata dia, sekolah dengan luas 2000 meter2 selama ini hanya dilakukan perbaikan yang sifatnya ringan. "Kami juga telah mengusulkan rehab total sejak tahun 2004 sampai 2010 namun hingga akhir 2011 belum juga ada realisasi. Kami tidak tahu pada tahun ini mudah-mudahan dapat terealisasi," harapnya memiliki bangunan sekolah standar.
Ia juga mengakui kerap kesulitan memonitor belajar mengajar di ruang lab IPA dan computer serta perpustakaan yang lokasinya diluar sekolah. "Fasilitas sekolah kami kurang memadai. Ruang sekolah yang ada hanya untuk ruang kelas dan guru serta halaman sekolah juga sempit," tambah Djusman yang memiliki 692 siswa.