Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DKI Jakarta, Yan
Winatasasmita meminta Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (P2K)
Jakarta Utara ikut bertanggungjawab terhadap nasib nelayan yang saat ini
kelimpungan lantaran buruknya cuaca sehingga mereka tak bisa melaut. “Sebagai lembaga pemerintah yang menaungi nelayan, seharusnya Sudin
P2K Jakut bertanggungjawab. Sebab saat ini kondisi nelayan tengah
kelimpungan akibat buruknya cuaca, sehingga mereka tidak bisa menafkahi
keluarganya,” kata dia, kemarin.
Menurut dia, selama ini pemerintah mengalokasikan dana bantuan yang
tidak sedikit kepada nelayan. Tapi tidak semua nelayan merasakan bantuan
itu. “Kemana saja dana bantuan bagi nelayan yang selama ini sudah
dialokasikan? Jangan salah gunakan dana itu untuk kepentingan lain.
Sebab saat ini nelayan butuh bantuan,” tandasnya. Dia menuturkan, sejak Desember tahun lalu atau mulai masuknya musim
barat ini, nelayan yang memiliki kapal kecil berukuran dibawah 10 gros
ton (GT) tidak bisa melaut. Sedangkan, kapal diatas 20 GT masih bisa
melaut.
“Di Jakarta Utara ada 120 ribu nelayan, dan hanya 30 persennya (36
ribu nelayan) yang bisa melaut. Sedangkan, sisanya 70 persen (84 ribu)
tidak bisa melaut karena cuaca tidak bersahabat dan angin kencang,”
tuturnya. Banyaknya nelayan yang tidak bisa melaut itu, kata dia, bisa menjadi
persoalan sosial. Sebab para nelayan harus tetap menafkahi anak istri di
rumah. Jika tidak ada bantuan bagi nelayan bukan tidak mungkin mereka
juga akan berbuat nekat. Sementara Kasudin P2K Jakarta Utara Sri Wahyuni mengaku sejak
November tahun lalu telah memberikan bantuan pemberdayaan usaha minat
pedesaan (PUMP) bagi 5 kelompok nelayan di Marunda masing-masing Rp100
juta untuk sarana produksi seperti jaring, perbaikan kapal, dan mesin.
“Dari tahun 2011 hingga sekarang, kami bertahap memberikan bantuan
itu dan kita alokasikan dari anggaran pusat kementrian kelautan dan
perikanan (KPP) kepada kelompok nelayan yang benar di Cilincing,
Kamalmuara atau Marunda,” jelasnya.Namun hal itu dibantah sejumlah nelayan di Cilincing. Menurut
Sodikin, salah satu nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilincing,
Sudin P2K tidak pernah peka terhadap nelayan dan tidak pernah memberikan
bantuan.
“Nelayan ini hanya kaum marjinal yang dibutuhkan saat ada kepentingan
politik tapi saat kondisi kami kesulitan seperti ini kami tidak pernah
dibantu. Sudin P2K Jakut juga tak pernah memberikan bantuan. Kalo kami
mengajukan bantuan selalu dipersulit dengan berbagai alasan,” keluhnya. (Bian)