Sebagian warga penampang basah sisi timur Waduk Pluit, Penjaringan,
Jakarta Utara yang baru direlokasi ke Rusunawa Muara Baru mengeluhkan
penyuplaian air bersih yang tidak merata. Padahal keberadaan air bersih
sangat diperlukan untuk keperluan berbenah mereka setelah direlokasi
dari rumah tinggalnya.
Seperti yang dialami oleh Novi Susanti (27) penghuni Blok 10 unit 2.09 Rusunawa Muara Baru ini. Novi yang baru menempat unit tersebut pada Rabu (7/1) pagi, mengaku kesulitan untuk membersihkan rumah karena tidak adanya air bersih. Oleh sebab itu, perempuan berdarah Cirebon, Jawa Barat ini terpaksa membeli air pikulan sebanyak satu derigen untuk keperluan di rumah."Habis mau bagaimana lagi, di keran airnya nggak mengalir. Terpaksa saya beli air pikulan untuk keperluan berbenah dan kencing di toilet," kata Novi pada Rabu (7/1/2015) siang.
Novi pun menyayangkan, rusun yang sedianya belum siap malah digunakan untuk merelokasi warga. Seharusnya, kata Novi, rusun diisi setelah pasokan listrik dan airnya telah mengalir ke rusun. "Kalau aliran listrik sih sudah ada, cuman air bersih doang saya belum dapat. Harusnya dicek dulu, kalau rusunnya sudah siap baru bisa diisi warga," ujar Novi.
Senada diungkapkan oleh, Robiadi (38) penghuni unit 2.03 ini. Pria yang bekerja sebagai pedagang ikan di Pelabuhan Muara Baru ini, kesulitan untuk mendapat pasokan air bersih. Padahal, kata dia, warga diberi waktu selama tiga hari untuk pindah ke tempat tinggalnya yang baru.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah I Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, Marwiyanti mengaku belum mengetahui hal itu. Ia pun berencana akan mengecek ke lokasi.Namun demikian, Marwiyanti akan melayangkan surat ke pihak PAM Jaya untuk segera memasok air bersih ke rusun. "Suratnya hari ini saya buat, rencana besok (Kamis, 8/1) akan saya kirim ke PAM Jaya. Diharapkan pekan depan air sudah mengalir," kata Marwiyanti. (One/warkotnews.com)
Seperti yang dialami oleh Novi Susanti (27) penghuni Blok 10 unit 2.09 Rusunawa Muara Baru ini. Novi yang baru menempat unit tersebut pada Rabu (7/1) pagi, mengaku kesulitan untuk membersihkan rumah karena tidak adanya air bersih. Oleh sebab itu, perempuan berdarah Cirebon, Jawa Barat ini terpaksa membeli air pikulan sebanyak satu derigen untuk keperluan di rumah."Habis mau bagaimana lagi, di keran airnya nggak mengalir. Terpaksa saya beli air pikulan untuk keperluan berbenah dan kencing di toilet," kata Novi pada Rabu (7/1/2015) siang.
Novi pun menyayangkan, rusun yang sedianya belum siap malah digunakan untuk merelokasi warga. Seharusnya, kata Novi, rusun diisi setelah pasokan listrik dan airnya telah mengalir ke rusun. "Kalau aliran listrik sih sudah ada, cuman air bersih doang saya belum dapat. Harusnya dicek dulu, kalau rusunnya sudah siap baru bisa diisi warga," ujar Novi.
Senada diungkapkan oleh, Robiadi (38) penghuni unit 2.03 ini. Pria yang bekerja sebagai pedagang ikan di Pelabuhan Muara Baru ini, kesulitan untuk mendapat pasokan air bersih. Padahal, kata dia, warga diberi waktu selama tiga hari untuk pindah ke tempat tinggalnya yang baru.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah I Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, Marwiyanti mengaku belum mengetahui hal itu. Ia pun berencana akan mengecek ke lokasi.Namun demikian, Marwiyanti akan melayangkan surat ke pihak PAM Jaya untuk segera memasok air bersih ke rusun. "Suratnya hari ini saya buat, rencana besok (Kamis, 8/1) akan saya kirim ke PAM Jaya. Diharapkan pekan depan air sudah mengalir," kata Marwiyanti. (One/warkotnews.com)