Pemerintahan    Pendidikan    Kesehatan    Pariwisata    Perhubungan    Pelabuhan    Dukcapil    Damkar    PU Jalan    PU Air    LMK    KBN    PKK    BPN    PMS    P2B    Tokoh   
Home » , , » Jakarta Utara Tetap Berkutat Masalah Kemiskinan!

Jakarta Utara Tetap Berkutat Masalah Kemiskinan!

Posted by JAKARTA UTARA on Rabu, 17 Oktober 2012

Jakarta Utara yang membujur di sepanjang pantai Teluk Jakarta itu memang menjadi etalase DKI Jakarta. Wilayah kota ini menjadi pintu masuk ke Ibu Kota dari laut karena di sana terletak Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Sunda Kelapa, Pelabuhan Muara Baru, Pelabuhan Marina-Ancol, dan pelabuhan-pelabuhan nelayan lainnya.Jakarta Utara yang luasnya 139,5 kilometer persegi mempunyai beberapa titik permukiman kumuh. Misalnya saja di bantaran kali, jalur hijau, kolong tol, dan juga hunian di lingkungan yang status kepemilikan tanahnya tidak jelas atau Gree area. Pihak Pemko sendiri terus berbenah diri membangun wilayahnya. Dari mulai pembangunan infrastruktur sampai membuat menjadi kawasan wisata pesisir di Jakarta.Namun kendala yang dihadapi sangat besar yakni masalah kemiskinan. Dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin baru di jakarta yakni Jokowi dan Basuki.

Pantai dan laut memang menjadi kelebihan Jakarta Utara dibandingkan dengan wilayah kota lainnya di Jakarta, selain Kabupaten Kepulauan Seribu. Selain pantai, Jakarta Utara mempunyai wisata sejarah, wisata religi, wisata alam, dan juga wisata kuliner. Namun pemanfaatannya belum sepenuhnya bisa dirasakan masyarakat, dan perlu pengembangan.

Belum lagi masalah Pedagang Kaki Lima (PKL)  yang mengokupasi Jalan maupun trotoar untuk berdagang seperti di lorong 104, Jalan kramat Jaya, Jalan Pluit Raya Selatan, Simpang Lima Semper,Jalan Bendungan Melayu RBS, Jalan Kebantenan dan lainnya. Akibatnya, baik penghuni di jalan itu maupun masyarakat umum tidak bisa memanfaatkan jalan itu sebagai jalan seutuhnya. Kotak-kotak besar dan lapak tempat pedagang berjualan memenuhi jalan sepanjang hari.

Jakarta Utara mempunyai 54.827 rumah tangga sasaran yang masuk kategori miskin. Rata-rata mata pencaharian mereka adalah buruh pabrik dan pelabuhan, nelayan, dan sektor informal.Mereka yang bekerja di tiga sektor ini sebagian besar adalah pendatang. Lokasi Jakarta Utara yang mempunyai pelabuhan menjadi pintu masuk bagi orang-orang di luar Jakarta. Sementara di wilayah kota ini sendiri terdapat pelabuhan dan kawasan industri, yakni Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda.

Selain itu banyak pendatang yang bekerja menjadi nelayan jaring, nelayan sero, dan sebagainya. Belum lagi sektor-sektor informal, seperti pedagang kaki lima, tukang becak, ojek sepeda, dan pekerja seks komersial.Para pendatang membutuhkan tempat tinggal yang murah, yang bisa terjangkau dengan pendapatannya. Akhirnya mereka menempati lahan-lahan kosong yang dibiarkan oleh pemiliknya.

Dalam waktu yang singkat, kawasan kosong itu langsung dipenuhi oleh bangunan liar. Apabila menunggu sedikit lebih lama, gubuk-gubuk itu berubah menjadi bangunan semipermanen dan lalu permanen penuh. Ada juga yang berubah menjadi rumah petak kontrakan sehingga membuat kawasan itu semakin padat dan kumuh. Akibatnya saat sudah menjadi pemukiman padat sulit untuk dilakukan penataan dan penertibannya.

Kepadatan penduduk ini menimbulkan risiko lain. Kawasan yang padat sangat rentan terhadap musibah kebakaran, kesehatan, keamanan, dan kebersihan. Meski Pemerintah mengambil sikap dengan cara menggusur dengan cara damai tetapi tidak ada artinya jika tidak ada kelanjutannya. Lahan dibiarkan kosong lama tanpa penjagaan sehingga ditempati oleh pencari tempat tinggal. Jika sudah begini, anggaran dan peluh yang telah dikeluarkan akan sia-sia.

Untuk itulah Pemerintah DKI Jakarta yang katanya akan membuat Jakarta Baru segera melakukan pembenahan dan membuktikan apa yang sudah dijanjikan kepada masyarakat saat berkampanye lalu. Kita tunggu apakah kedepannya Jakarta Utara masih tetap berkutat pada kemiskinannya.....



SHARE :
Kang Lintas
 
 
Copyright © 2014 JAKARTA UTARA. All Rights Reserved. Powered by Lintas Daerah
Template by Creating Website and Kang Lintas