Kupu-kupu malam atau dikenal dengan nama PSK (Pekerja Seks Komersial) kerap kali melakukan aksinya mencari lelaki hidung belang sebagai upaya mendapatkan uang.Guna menghindar dari kejaran petugas para PSK di Jakarta Utara melakukan cara supaya tidak tercium petugas dalam melakukan aksinya.
Seperti di Jalan Raya Tugu , Jalan Arteri Marunda dan Jalan Raya Cacing para PSK ini menyamar menjadi pengamen keliling. Mereka berkelompok lalu mengendarai becak kemudian mendatangi pool-pool kontainer. "Awalnya mereka menghibur dengan nyanyi dan bergoyang, setelah itu tawar menawar" kata Usdi 45 sopir truk kontainer di salah satu garasi di Jalan Raya Tugu,Cilincing Jakarta Utara. Dan mereka beroperasi setiap pukul 22.30 - 02.00 pagi.
Adapula PSK yang mangkal di Pintu Masuk Tol JORR Semper Timur. Mereka pura-pura menyamar menjadi pedagang minuman dan makanan. Sasaran sopir truk yang akan masuk ke Tol. Jika transaksi disepakati para PSK ini langsung naik Truk dan ikut bersama awak sopir. Dan mereka beroperasi sekitar pukul 19.00 sampai 23.00 malam.
Adapula PSK yang mangkal di satu lokasi seperti di Lokalisasi Rawa Malang dan Koljem Cilincing. Para PSK ini awalnya sebagai wanita penghibur di cafe maupun bar. Setelah itu para lelaki hidung belangpun mulai melakukan transaksinya. Dan masih banyak lagi lokasi tempat mangkalnya PSK di Jakarta Utara ini seperti di kawasan KBN, Taman Tablo, Eks Gedung Billiar di Pegangsaan Dua (Dpn Terminal Pulo Gadung) dan Bantaran rel kereta api Tanjung Priok.
Israk Kasie Pegawasan dan Pembinaan Sudin Sosial Jakarta Utara menjelaskan,berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan perlindungan sosial kepada para PSK ini. Dari mulai pencerahan,siraman rohani dan pelatihan bekerja saat mereka berada di Panti Penampungan. Tetapi pihak Sudinpun sendiri tidak bisa langsung mengkategorikan ketika dilakukan penertiban mereka divonis PSK.
"Mereka yang terjaring dalam perlindungan sosial ini langsung dibawa ke panti penampungan yang ada di Jakarta. Di panti tersebut mereka diidentifikasi kemudian baru bisa dikategorikan PSK atau bukan" kata Israk. Sebab dalam penertiban yang dilaksanakan pada 5 wilayah di DKI Jakarta berbagai kategori yang tejaring seperti anak jalanan, jompo, Gepeng, PSK dan lainnya. Di Jakarta ini ada 3 tempat penampungan yakni di Panti Kedoya, Panti Cengkareng dan Panti Cipayung.
Diakui Isra, untuk melaksanakan perlindungan sosial (Penertiban) PSK memang banyak menghadapi kendala. Karenanya penertiban ini harus melibatkan berbagai instansi seperti Satpol PP, Polisi, Garninsun, Kecamatan, Kelurahan dan sejumlah tokoh masyarakat.Tujuannya agar penertiban tidak bocor. "Kalau kegiatan rutin perlindungan sosial kita lakukan tiap hari sasarannya adalah PMKS" sahutnya. (bian)
Seperti di Jalan Raya Tugu , Jalan Arteri Marunda dan Jalan Raya Cacing para PSK ini menyamar menjadi pengamen keliling. Mereka berkelompok lalu mengendarai becak kemudian mendatangi pool-pool kontainer. "Awalnya mereka menghibur dengan nyanyi dan bergoyang, setelah itu tawar menawar" kata Usdi 45 sopir truk kontainer di salah satu garasi di Jalan Raya Tugu,Cilincing Jakarta Utara. Dan mereka beroperasi setiap pukul 22.30 - 02.00 pagi.
Adapula PSK yang mangkal di Pintu Masuk Tol JORR Semper Timur. Mereka pura-pura menyamar menjadi pedagang minuman dan makanan. Sasaran sopir truk yang akan masuk ke Tol. Jika transaksi disepakati para PSK ini langsung naik Truk dan ikut bersama awak sopir. Dan mereka beroperasi sekitar pukul 19.00 sampai 23.00 malam.
Adapula PSK yang mangkal di satu lokasi seperti di Lokalisasi Rawa Malang dan Koljem Cilincing. Para PSK ini awalnya sebagai wanita penghibur di cafe maupun bar. Setelah itu para lelaki hidung belangpun mulai melakukan transaksinya. Dan masih banyak lagi lokasi tempat mangkalnya PSK di Jakarta Utara ini seperti di kawasan KBN, Taman Tablo, Eks Gedung Billiar di Pegangsaan Dua (Dpn Terminal Pulo Gadung) dan Bantaran rel kereta api Tanjung Priok.
Israk Kasie Pegawasan dan Pembinaan Sudin Sosial Jakarta Utara menjelaskan,berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan perlindungan sosial kepada para PSK ini. Dari mulai pencerahan,siraman rohani dan pelatihan bekerja saat mereka berada di Panti Penampungan. Tetapi pihak Sudinpun sendiri tidak bisa langsung mengkategorikan ketika dilakukan penertiban mereka divonis PSK.
"Mereka yang terjaring dalam perlindungan sosial ini langsung dibawa ke panti penampungan yang ada di Jakarta. Di panti tersebut mereka diidentifikasi kemudian baru bisa dikategorikan PSK atau bukan" kata Israk. Sebab dalam penertiban yang dilaksanakan pada 5 wilayah di DKI Jakarta berbagai kategori yang tejaring seperti anak jalanan, jompo, Gepeng, PSK dan lainnya. Di Jakarta ini ada 3 tempat penampungan yakni di Panti Kedoya, Panti Cengkareng dan Panti Cipayung.
Diakui Isra, untuk melaksanakan perlindungan sosial (Penertiban) PSK memang banyak menghadapi kendala. Karenanya penertiban ini harus melibatkan berbagai instansi seperti Satpol PP, Polisi, Garninsun, Kecamatan, Kelurahan dan sejumlah tokoh masyarakat.Tujuannya agar penertiban tidak bocor. "Kalau kegiatan rutin perlindungan sosial kita lakukan tiap hari sasarannya adalah PMKS" sahutnya. (bian)