Koja- Narti 53, penyapu jalan di dalam kawasan KBN Cilincing ini menangis lantaran usahanya untuk bisa mendapatkan keringanan sekolah anaknya agar bisa ikut ujian gagal. Sebab pihak sekolah tak bisa mentolerir karena anaknya Eko Gunarso 17, tercatat sebagai siswa STM Walang Jaya tak bisa ikut ujian pada hari ini, harus segera menyelesaikan tunggakannya. Sambil menitikan air matanya, Narti tampak bingung dan melamur di trotoar jalan dan berharap ada yang bisa membantu bebannya. "saya sedih pak! Pihak sekolah tetap tidak memperbolehkan anak kami ujian.Saya sudah mencoba kesekolah hasilnya sia-sia. Dan kini anak saya sekarang dirumah. Gimana yaa pak! ujarnya.
Dijelaskan anaknya tidak diperbolehkan ikut ujian lantaran tunggakan iuran bulanan dan uang ujian belum diselesaikan. Dirinya harus membayarkan Rp 1,5 juta jika mau ikut ujian.Untuk itulah sang ibu berharap ada tangan-tangan sosial membantunya. Karena mengandalkan upah penyapu jalanan yang dibayarkan Rp 50 ribu tak akan cukup. Sebab masih ada dua anaknya yang duduk dibangku sekolah masih memerlukan kebutuhan. "Saya berharap kepada pak Jokowi sebagai gubernur DKi yang baru bisa membuktikan kalau pendidikan untuk orang miskin gratis" ujarnya.
Sunarti 53, seorang penyapu jalan ini menanggung beban yang sangat berat, sementara sang suami sudah lama berpisah. Dirinya berjuang sendiri demi ketiga anaknya yang duduk dibangku sekolah, Selain Eko Gunarso yang duduk di bangku SMK, juga ada Dwi Handayani siswi kelas II SMPN 266 Jakarta Utara dan Putri Rahmadani yang masih duduk di taman kanak-kanak. Mereka tinggal di Kampung Bulak Cabe RT 5/9 Cilincing Jakarta Utara. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dan Ahok untuk memikirkan nasib warga miskin atau tak mampu menyangkut masalah jaminan pendidikan anak-anak.