TANJUNG PRIOK- Beberapa hari jelang perayaan Idul Adha, Sudin Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Jakarta Utara Jakarta Utara terus memeriksa hewan-hewan kurban
dari sejumlah daerah yang masuk ke wilayah Jakarta Utara. Sejauh ini,
sebanyak 7.087 ekor hewan kurban telah menjalani pemeriksaan terdiri
dari 1.093 sapi, 5.119 kambing dan 275 ekor domba. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan hewan berpenyakit berbahaya
seperti antraks. Hanya saja, sebanyak 20 ekor kambing menderita sakit
akibat stres karena harus melalui perjalanan panjang dan dalam waktu
cukup lama.
"Pemeriksaan hewan kurban akan dilaksanakan hingga Kamis (25/10) atau H-1 Idul Adha. Kalau sudah selesai diperiksa, kami akan memberikan sertifikat di tempat penampungan hewan sebagai syarat hewannya sehat dan siap untuk dijual. Kami membantu masyarakat agar hewan kurban yang tersedia di Jakarta Utara adalah hewan yang sehat dan bebas antraks," ujar Renova Ida Siahaan, Kasie Peternakan, Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, Selasa (23/10).
"Pemeriksaan hewan kurban akan dilaksanakan hingga Kamis (25/10) atau H-1 Idul Adha. Kalau sudah selesai diperiksa, kami akan memberikan sertifikat di tempat penampungan hewan sebagai syarat hewannya sehat dan siap untuk dijual. Kami membantu masyarakat agar hewan kurban yang tersedia di Jakarta Utara adalah hewan yang sehat dan bebas antraks," ujar Renova Ida Siahaan, Kasie Peternakan, Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, Selasa (23/10).
Dia menyarankan, masyarakat yang
ingin membeli hewan kurban harus memperhatikan kondisi hewan yang sehat,
seperti suhu badan, hidung yang harus basah, mata cerah dan tidak
merah. Selain itu, bulunya bersih, aktif bergerak, tidak cacat atau
kakinya tidak patah, giginya rata tidak tajam, tanduknya tidak patah,
kuku dan mulutnya sehat, serta membeli hewan di tempat penampungan
bersertifikat atau telah diperiksa petugas. Kemudian usia di atas satu
tahun untuk kambing, dan dua tahun untuk sapi. "Saya juga mengimbau
kepada pemilik hewan di tempat penampungan agar memperlakukan hewan di
tempat yang nyaman, seperti diberi terpal, diberi makan, tidak
diterlantarkan, dan kalau ada yang sakit segera diobati," katanya.
Pihaknya, kata Renova, juga terus mengantisipasi penyebaran penyakit antraks pada hewan terlebih, beberapa daerah asal hewan kurban itu masih dinyatakan belum bebas penyakit antraks. Monitoring antraks, kata Renova, dilakukan bekerjasama dengan Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) DKI Jakarta. Pemeriksaan terhadap hewan-hewan kurban itu dilakukan di tempat-tempat penampungan. "Untuk di Jakarta Utara, petugas kami telah melakukan pemeriksaan dan mengambil 75 sampel darah dari 15 tempat penampungan, dan hasilnya negatif antraks. Kami juga memeriksa setiap hewan kurban yang masuk ke Jakarta untuk mewaspadai antraks," tandasnya.
Pihaknya, kata Renova, juga terus mengantisipasi penyebaran penyakit antraks pada hewan terlebih, beberapa daerah asal hewan kurban itu masih dinyatakan belum bebas penyakit antraks. Monitoring antraks, kata Renova, dilakukan bekerjasama dengan Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) DKI Jakarta. Pemeriksaan terhadap hewan-hewan kurban itu dilakukan di tempat-tempat penampungan. "Untuk di Jakarta Utara, petugas kami telah melakukan pemeriksaan dan mengambil 75 sampel darah dari 15 tempat penampungan, dan hasilnya negatif antraks. Kami juga memeriksa setiap hewan kurban yang masuk ke Jakarta untuk mewaspadai antraks," tandasnya.