Secara
makro, kemiskinan diukur dengan Garis Kemiskinan (GK). Garis Kemiskinan
adalah sejumlah rupiah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal
makanan dan bukan makanan agar tetap dapat hidup. Ukuran GK adalah
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan. Penduduk yang tingkat
pengeluarannya di bawah GK termasuk ke dalam penduduk miskin.
Penduduk
miskin di Jakarta Utara sempat mengalami penurunan pada tahun 2009 dari
85,2 ribu jiwa menjadi 76,2 ribu jiwa. Namun demikian pada tahun 2010
jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan menjadi 92,6 ribu jiwa.
Demikian halnya dengan persentase penduduk miskin juga menunjukkan
penurunan dari 6,02 persen pada tahun 2008 menjadi 5,34 persen pada
tahun 2009 dan sedikit meningkat menjadi 5,62 persen pada tahun 2010.
Sementara
itu ukuran Garis Kemiskinan (GK) yang merupakan rata-rata pengeluaran
per kapita per bulan di Jakarta Utara mengalami peningkatan dari 292.656
rupiah pada tahun 2008 menjadi 316.673 rupiah pada tahun 2010.
Angka indeks kedalaman kemiskinan (Pi) terus mengalami peningkatan, dapat diartikan bahwa semakin
jauh rata rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Demikian
halnya dengan indeks keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan
peningkatan, berarti semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Dalam
rangka pengentasan kemiskinan, pemerintah memerlukan data kemiskinan
yang bersifat mikro yaitu data tentang Rumahtangga Sasaran (RTS). Secara
nasional, data RTS dikumpulkan pertama kali pada tahun 2005 terkait
dengan penyediaan data rumahtangga penerima Bantuan Langsung Tunai
(BLT). Dalam menentukan RTS, BPS menggunakan 14 variabel yang secara statistik dapat menggambarkan tingkat kemiskinan suatu rumahtangga.
Berdasarkan
hasil Up Dating Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang diselenggarakan oleh
pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan BPS Provinsi DKI Jakarta
pada tahun 2009 dan 2010, jumlah RTS di Jakarta Utara mengalami
penurunan dari 50.291 RTS menjadi 48.635 RTS. Apabila dikaji lebih
dalam, penurunan RTS pada tahun 2010 disebabkan oleh turunnya jumlah RTS
katagori miskin dari 16.502 rumah tangga pada tahun 2009 menjadi 14.934
rumah tangga pada tahun 2010. Demikian halnya dengan rumah tangga
hampir miskin mengalami sedikit penurunan dari 24.505 rumah tangga
menjadi 24.271 rumah tangga. Sebaliknya, pada tahun yang sama jumlah
rumahtangga sangat miskin mengalami peningkatan dari 9.284 rumah tangga
menjadi 9.430 rumah tangga.