CILINCING- Rencana Pemrov DKI Jakarta dengan pola pembangunan vertikal
lewat pembangunan rumah susun saat ini terus digalakkan pemerintah.
Model pembangunan ini dinilai tidak hanya efektif dalam mengatasi
minimnya lahan di tengah kebutuhan rumah murah bagi masyarakat. Tapi,
juga cukup efektif dalam upaya menambah daerah hijau di sekitar
pemukiman.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono mengatakan, di Jakarta memang harus dibangun rumah susun untuk mengurangi penggunaan lahan yang sudah padat. Dengan banyaknya rumah susun itu, nanti akan menambah daerah hijau. Bambang mencontohkan, sebuah kawasan dibangun rusun seluas 7 hektar dan 40 persennya di antaranya harus penghijauan dengan ditanami pohon. "Saya harap masyarakat bisa menjaga dan memelihara pohon yang sudah ada. Bahkan, kalau perlu ditambah pohon lagi," ucapnya, Minggu (4/11).
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono mengatakan, di Jakarta memang harus dibangun rumah susun untuk mengurangi penggunaan lahan yang sudah padat. Dengan banyaknya rumah susun itu, nanti akan menambah daerah hijau. Bambang mencontohkan, sebuah kawasan dibangun rusun seluas 7 hektar dan 40 persennya di antaranya harus penghijauan dengan ditanami pohon. "Saya harap masyarakat bisa menjaga dan memelihara pohon yang sudah ada. Bahkan, kalau perlu ditambah pohon lagi," ucapnya, Minggu (4/11).
Ia menilai, jumlah 400 ribu pohon yang saat ini telah ditanam di Jakarta
Utara masih terbilang minim lantaran masih terkendala dengan sulitnya
mencari lahan kosong. Meski begitu, pihaknya menargetkan menanam 1.000
pohon setiap bulannya di ruang publik. Untuk memperbanyak penanaman
pohon di wilayahnya, lanjut Bambang, warga yang memiliki lahan kosong
bisa mengajukan surat permohonan permintaan pohon kepada lurah, dan
selanjutnya ke Sudin Pertamanan atau Sudin Pertanian dan Kehutanan
Jakarta Utara. "Nantinya akan dicek dulu lokasinya, kalau memang ada
nanti akan diberikan pohon itu sesuai dengan kebutuhan. Pohon yang
diberikan itu gratis," katanya.
Kasudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, Jaja Suarja menambahkan 400 ribu pohon yang ditanam, 70 persennya lebih dominan pohon mangrove, dan 30 persennya pohon pelindung dan pohon produktif, seperti pohon mahoni, beringin, angsana, mangga, dan jambu. "Tantangannya untuk menanam pohon sekarang terbatas dengan lahan, sehingga kami mengarahkan memperbanyak menanam pohon di sekolah-sekolah, dan taman, serta ruang publik," tutur Jaja.
Kasudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, Jaja Suarja menambahkan 400 ribu pohon yang ditanam, 70 persennya lebih dominan pohon mangrove, dan 30 persennya pohon pelindung dan pohon produktif, seperti pohon mahoni, beringin, angsana, mangga, dan jambu. "Tantangannya untuk menanam pohon sekarang terbatas dengan lahan, sehingga kami mengarahkan memperbanyak menanam pohon di sekolah-sekolah, dan taman, serta ruang publik," tutur Jaja.
Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut Jaja, pihaknya saat ini membuat
hutan kota di Semper Timur, Cilincing seluas 6,5 hektar dan sekitaran
Waduk Sunter dengan luas 8,2 hektar. "Diharapkan dengan adanya hutan
kota itu bisa menambah ruang terbuka hijau, mereduksi pencemaran udara,
menurunkan suhu kota, dan meningkatkan oksigen di Jakarta Utara,"
ungkapnya.
Dijelaskannya, kriteria untuk membangun hutan kota itu di antaranya memiliki lahan minimal seluas 2,5 hektar, 90 persen bisa tanami pohon, dan wilayahnya cukup gersang. "Pemilihan jenis pohon sesuai lokasi, misalnya untuk dekat lokasi industri ditanami pohon mahoni, pemukiman ditanam pohon mangga, dan tempat rekreasi ditanami pohon produktif, dan lain-lain," tandasnya.
Dijelaskannya, kriteria untuk membangun hutan kota itu di antaranya memiliki lahan minimal seluas 2,5 hektar, 90 persen bisa tanami pohon, dan wilayahnya cukup gersang. "Pemilihan jenis pohon sesuai lokasi, misalnya untuk dekat lokasi industri ditanami pohon mahoni, pemukiman ditanam pohon mangga, dan tempat rekreasi ditanami pohon produktif, dan lain-lain," tandasnya.
Tower Tak Terawat, Tunggu Pemerintah Pusat Serahkan Asset
Sementara
itu banyaknya tower-tower dan ruang kosong di rusun Marunda, Cilincing
Jakarta Utara yang saat ini kondisinya memprihatinkan seperti cat kusam,
kaca hilang dan sarana didalam tower rusak menjadikan rusun jadi
terbengkalai. Menanggapi ini, Bambang Sugiono Walikota Jakarta
Utara menegaskan asset Rusun ini masih dalam penguasaan Pemerintah Pusat
yakni kementrian PU Perumahan. Pasalnya instansi terkait tersebut
secara yuridis formal belum menyerahkan assetnya kepada Pemda."Rusun ini masih milik Kementrian PU Perumahan, dan lahannya belum
diserahkan ke Pemda, sehingga Pemda tidak bisa melakukan perawatan" ujar
Bambang Sugiono.
Hingga saat ini belum ada informasi kapan lahan tersebut akan diserahkan dan Pemda DKI Jakarta sedang menunggunya. Saat ini di Rusun Marunda telah terisi sekitar 8 Blok yang telah terisi oleh penghuninya.
Hingga saat ini belum ada informasi kapan lahan tersebut akan diserahkan dan Pemda DKI Jakarta sedang menunggunya. Saat ini di Rusun Marunda telah terisi sekitar 8 Blok yang telah terisi oleh penghuninya.