PENJARINGAN- Musibah banjir air pasang bukanlah hal yang mengejutkan bagi warga yang berdekatan dengan pesisir laut. Seperti yang dialami warga RT 12/1 Kamal Muara, Penjaringan Jakarta yang diterjang rob.Akibatnya dalam satu minggu terakhir ini aktivitas warga nyaris lumpuh karena hampir seluruh akses jalan dan pemukiman penduduk di kawasan tersebut terendam air dengan ketinggian antara 30 hingga 50.
Bukan hanya itu, akses jalan dari Kamal Muara ke Cengkareng juga putus karena genangan air setinggi antara 70 hingga 1 meter. Selain itu jika pagi hari para pelajar yang tinggal di dua rw yakni RW 01 dan RW 04, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara juga kesulitan karena jalannya tidak bisa dilalui.
“Banyak pengendara sepeda motor mogok saat melintas di jalan ini karena terendam air pasang. Rob di wilayah kami memang sudah langganan, sehingga warga tidak merasa terbenani, meski begitu kami berharap pemerintah menyelesaikan pembangunan tanggul sepanjang 100 meter yang hingga kini belum selutuhnya jadi,”jelas Arsad Dedy, warga Kamal Muara RR 011/01, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut Arsad Dedy, warga mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembangunan tanggul penahan air laut dan mengoptimalkan 3 pompa air di wilayah tersebut. Desakan ini dilakukan karena setiap kali terjadi air pasang selalu meluap dan menggenai pemukiman penduduk yang berada di sekitarnya. Luapan air itu ketinggian terkadang mencapai antara 50 hingga 1 meter.
“Air itu bukan hanya mengenangi rumah penduduk saja tapi juga jalan-jalan khususnya di depan SMP 120 selalu tergenang air. Jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti dikhawatirkan rumah-rumah yang berada di sini akan tenggalam. Saat ini saja tercatat ada 800 rumah penduduk yang berada di 12 RT di RW 01 terendam air dengan ketinggian atara 40 hingga 50 cm,”ungkapnya.
Bukan hanya itu saja akses Jalan Kamal Muara Raya yang menghubungkan antara wilayah Cengkareng-Kamal Muara putus akibat tergenang air dengan ketinggian antara 70 hingga 1 meter. Akibatnya aktivitas warga mengalami terganggu, bahkan anak-anak sekolah juga kesulitan.
Sementara itu pengasuh Pondok Pesantren Al Hadist Hadi Iriawan, mengatakan para korban khususnya lamsia saat ini ditampung di pesanten miliknya. Bahkan saat ini sejumlah bantuan sudah mulai mengalir terutama dari para yatim piatu yang ada di pesantrennya.
“Hari ini 60 lansian yang berada di Pesantren Al Hadist mendapat bantuan nasi kota dari yatim-piatu yang juga santri yang ada di pesanten ini. Diharapkan dengan adanya bantuan ini akan mengurangi beban para korban yang terkena air pasang,”jelasnya.Sementara itu lurah Kamal Muara Royton Harahap, mengakui adanya air pasang yang mengenangi pemukiman ratusan rumah penduduk dan jalanan di wilayahnya. Meski begitu hingga saat ini belum ada satupun warga yang sampai mengungsi ke wilayahnya.
Diakui lurah, memang sejak setiap pagi air laut yang ada di wilayah Kamal Muara selalu naik. Meski begitu siang harinya akan kembali normal, luapan air ini dikarena belum selesainya pembangunan tanggul. “Jika tanggul itu selesai dikerjakan dan pompa air sudah normal, mungkin genangan air tak akan terjadi seperti ini,” jelasnya.
Ditambahkan, air pasang yang menerjang pemukiman penduduk itu memang sempet mengganggu aktivitas warga. Meski begitu hingga saat ini belum ada satupun warga yang ada di wilayahnya mengungsi ke tempat lain karena warga ini merupakan langganan sehingga warga sudah biasa dengan peristiwa seperti ini.
Bukan hanya itu, akses jalan dari Kamal Muara ke Cengkareng juga putus karena genangan air setinggi antara 70 hingga 1 meter. Selain itu jika pagi hari para pelajar yang tinggal di dua rw yakni RW 01 dan RW 04, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara juga kesulitan karena jalannya tidak bisa dilalui.
“Banyak pengendara sepeda motor mogok saat melintas di jalan ini karena terendam air pasang. Rob di wilayah kami memang sudah langganan, sehingga warga tidak merasa terbenani, meski begitu kami berharap pemerintah menyelesaikan pembangunan tanggul sepanjang 100 meter yang hingga kini belum selutuhnya jadi,”jelas Arsad Dedy, warga Kamal Muara RR 011/01, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut Arsad Dedy, warga mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembangunan tanggul penahan air laut dan mengoptimalkan 3 pompa air di wilayah tersebut. Desakan ini dilakukan karena setiap kali terjadi air pasang selalu meluap dan menggenai pemukiman penduduk yang berada di sekitarnya. Luapan air itu ketinggian terkadang mencapai antara 50 hingga 1 meter.
“Air itu bukan hanya mengenangi rumah penduduk saja tapi juga jalan-jalan khususnya di depan SMP 120 selalu tergenang air. Jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti dikhawatirkan rumah-rumah yang berada di sini akan tenggalam. Saat ini saja tercatat ada 800 rumah penduduk yang berada di 12 RT di RW 01 terendam air dengan ketinggian atara 40 hingga 50 cm,”ungkapnya.
Bukan hanya itu saja akses Jalan Kamal Muara Raya yang menghubungkan antara wilayah Cengkareng-Kamal Muara putus akibat tergenang air dengan ketinggian antara 70 hingga 1 meter. Akibatnya aktivitas warga mengalami terganggu, bahkan anak-anak sekolah juga kesulitan.
Sementara itu pengasuh Pondok Pesantren Al Hadist Hadi Iriawan, mengatakan para korban khususnya lamsia saat ini ditampung di pesanten miliknya. Bahkan saat ini sejumlah bantuan sudah mulai mengalir terutama dari para yatim piatu yang ada di pesantrennya.
“Hari ini 60 lansian yang berada di Pesantren Al Hadist mendapat bantuan nasi kota dari yatim-piatu yang juga santri yang ada di pesanten ini. Diharapkan dengan adanya bantuan ini akan mengurangi beban para korban yang terkena air pasang,”jelasnya.Sementara itu lurah Kamal Muara Royton Harahap, mengakui adanya air pasang yang mengenangi pemukiman ratusan rumah penduduk dan jalanan di wilayahnya. Meski begitu hingga saat ini belum ada satupun warga yang sampai mengungsi ke wilayahnya.
Diakui lurah, memang sejak setiap pagi air laut yang ada di wilayah Kamal Muara selalu naik. Meski begitu siang harinya akan kembali normal, luapan air ini dikarena belum selesainya pembangunan tanggul. “Jika tanggul itu selesai dikerjakan dan pompa air sudah normal, mungkin genangan air tak akan terjadi seperti ini,” jelasnya.
Ditambahkan, air pasang yang menerjang pemukiman penduduk itu memang sempet mengganggu aktivitas warga. Meski begitu hingga saat ini belum ada satupun warga yang ada di wilayahnya mengungsi ke tempat lain karena warga ini merupakan langganan sehingga warga sudah biasa dengan peristiwa seperti ini.