CILINCING- Adanya pembiaran berdirinya lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di sejumlah akses jalan di Jakarta Utara berdampak kesemerawutan dan pemicu terjadinya kemacetan.Seperti terlihat di Jalan Kramat Jaya Tugu, Simpang Lima Semper, Jalan Raya Kapuk Muara (jembatan DHI), Jalan Warakas, Jalan Buleverd Gading Raya (BGR) Gading Barat,dan Jalan Sungai Landak. Pembiaran ini justru dimanfaatkan PKL-PKL baru untuk berdiri.
"Lihat saja pak! dulu pedagang tidak banyak seperti ini, tapi sekarang setengah badan jalan di kuasai pedagang. Herannya petugas malas untuk menertibkannya" kata Sudiro 34, warga RW 2 Tugu Utara, Koja.
Hal senada disampaikan Mukdar 34, warga RW 5 Pejagalan. PKL yang berdagang diatas Jembatan DHI membuat akses jalan menyempit dan menimbulkan kemacetan. Meski sudah sering ditegur oleh petugas trantib tetap saja mereka tidak gentar.
Sementara itu, Uci 34, pedagang di jembatan DHI, dan Jaya 40 pedagang di Islamic Center menuturkan, pihaknya berdagang karena kebutuhan ekonomi. Bahkan ia sendiri tak gentar untuk menghadapi petugas jika harus ditertibkan. "pak gubernur sekarang ini apresiasi terhadap pedagang, lagipula kami berdagang malam hari" ujarnya.Sementara itu, baik petugas di kecamatan maupun ditingkat sudin trantib enggan untuk mengomentari maraknya PKL yang menjamur di sejumlah akses jalan-jalan. "Maaf pak! sekarang ini kami dalam bertugas belum ada perintah untuk menertibkan PKL" kata salah seorang petugas di kecamatan Koja maupun di Penjaringan.
"Lihat saja pak! dulu pedagang tidak banyak seperti ini, tapi sekarang setengah badan jalan di kuasai pedagang. Herannya petugas malas untuk menertibkannya" kata Sudiro 34, warga RW 2 Tugu Utara, Koja.
Hal senada disampaikan Mukdar 34, warga RW 5 Pejagalan. PKL yang berdagang diatas Jembatan DHI membuat akses jalan menyempit dan menimbulkan kemacetan. Meski sudah sering ditegur oleh petugas trantib tetap saja mereka tidak gentar.
Sementara itu, Uci 34, pedagang di jembatan DHI, dan Jaya 40 pedagang di Islamic Center menuturkan, pihaknya berdagang karena kebutuhan ekonomi. Bahkan ia sendiri tak gentar untuk menghadapi petugas jika harus ditertibkan. "pak gubernur sekarang ini apresiasi terhadap pedagang, lagipula kami berdagang malam hari" ujarnya.Sementara itu, baik petugas di kecamatan maupun ditingkat sudin trantib enggan untuk mengomentari maraknya PKL yang menjamur di sejumlah akses jalan-jalan. "Maaf pak! sekarang ini kami dalam bertugas belum ada perintah untuk menertibkan PKL" kata salah seorang petugas di kecamatan Koja maupun di Penjaringan.

