Pendidikan
merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian pemerintah pusat
maupun daerah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
dalam peningkatan pendidikan baik melalui penyediaan sarana pendidikan
maupun peningkatan kualitas guru sebagai tenaga pendidik. Beberapa
indikator yang menggambarkan pencapaian bidang pendidikan adalah angka
buta huruf, Angka Partisipasi Sekolah (APS), dan Rata-rata Lama Sekolah.
Angka buta huruf penduduk usia 10 tahun ke atas di Jakarta Utara mengalami penurunan dari 0,85 persen pada tahun 2009 menjadi 0,77 persen pada tahun 2010. Hal ini menggambarkan bahwa 0,77
persen penduduk Jakarta Utara usia sepuluh tahun keatas masih belum
mampu membaca dan menulis. Semakin menurunnya angka buta huruf di
Jakarta Utara menunjukan semakin membaiknya kemampuaan membaca dan
menulis penduduk Jakarta Utara.
Capaian pembangunan di bidang pendidikan selama tahun 2008-2010
cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan oleh Angka Partisipasi
Sekolah (APS) pada jenjang pendidikan SD (usia 7-12 tahun) sebesar 98,44 persen, di tingkat SLTP (usia 13–15 tahun) sebesar 85,63 persen, dan di tingkat SLTA (usia 16–18 tahun) sebesar 55,60 persen.
Indikator (rasio) murid-guru merupakan gambar ketersediaan tenaga pendidik.
Rasio murid guru di TK sebesar 9, yang berarti setiap 1 guru memiliki
beban tanggung jawab untuk sekitar 9 siswa TK. Sementara di tingkat SD
setiap guru memiliki beban tanggung jawab terhadap sekitar 22 murid SD.
Di tingkat SLTP seorang guru rata-rata bertanggung jawab terhadap
sekitar 14 murid dan di tingkat SLTA setiap guru memiliki beban
tanggung jawab terhadap sekitar 10 murid.
Indikator (rasio) murid-sekolah dapat menggambarkan ketersediaan sarana pendidikan. Rasio murid-sekolah tertinggi berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yaitu 316, artinya
setiap satu sekolah rata-rata diisi oleh 316 orang murid. Ini berarti
kepadatan di tingkat SD lebih tinggi dibandingkan tingkat SLTP maupun
SLTA. Sementara untuk jenjang SLTA, rasio murid sekolah sebesar 296.
Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan jenjang SLTP,sehingga proses belajar mengajar di tingkat SLTA lebih memadai dibandingkan pada tingkat SLTP. Pada jenjang SLTP rasio murid sekolah sebesar 314.
Berdasarkan
data Susenas 2010, sebagian besar penduduk Jakarta Utara berpendidikan
SLTA, yaitu mencapai 33 persen. Sementara itu hanya 7 persen penduduk
yang berhasil menamatkan jenjang pendidikan Sarjana.