Kondisi Kali Betik di wilayah Jakarta Utara saat ini sangat
memprihatinkan. Selain dipenuhi tanaman eceng gondok, kali sepanjang 2,8
kilometer yang menghubungkan lima kelurahan dan dua kecamatan itu juga
dipenuhi lumpur. Sehingga saat turun hujan, kali sering meluap dan
menimbulkan genangan. Untuk itu, Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara
akan mengeruk lumpur di kali tersebut mulai Sabtu (15/12) hingga Jumat
(28/12) dengan melibatkan sekitar 200 warga.
Kepala Sudin PU Tata Air Jakarta Utara, Sisca Herawati menuturkan, saat ini kondisi Kali Betik dipenuhi lumpur dan tanaman eceng gondok. Sehingga saat hujan, kali sering meluap dan menimbulkan genangan hingga setinggi 30 sentimeter di Jl Protokol Pegangsaan Dua dan kawasan Kelapagading. "Pengerukan kami lakukan berdasarkan laporan dan keluhan warga. Ini juga sebagai upaya mengendalikan genangan," ujar Sisca, Rabu (12/12). Selain pengerukan lumpur dan membersihkan eceng gondok, pihaknya juga akan menertibkan gubuk liar yang ada di sekitar bantaran kali. Dalam normalisasi Kali Betik ini, pihaknya juga akan mengerahkan alat berat atau beko berukuran kecil untuk membongkar gubuk liar tersebut. Nantinya, sampah maupun lumpur yang dihasilkan akan diangkut menggunakan truk. Sedangkan, pengerukaan lumpur dan eceng gondok dilakukan dengan cara manual memakai tenaga manusia. "Di sepanjang bantaran kali tersebut ada puluhan gubuk liar, seperti toilet umum, kandang ayam, kandang bebek, dan lain-lain. Insya Allah, tidak ada benturan fisik, karena warga menyambut baik dan mereka sudah sadar akan pentingnya normalisasi untuk mengendalikan banjir," katanya.
Dikatakan Sisca, Kali Betik memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer dengan lebar awal 10 meter serta kedalaman 3 meter. Namun, seiring berjalannya waktu, kali ini terus mengalami penyempitan dan kini lebarnya hanya menyisakan 4 meter. "Kali ini berfungsi apabila Kali Sunter debit airnya tinggi. Air di kali mengalir ke Kali Cakung Lama," tuturnya.
Diprediksi Sisca, bila lumpur dan eceng gondok ini diangkat, daya tampung air di kali tersebut akan lebih banyak sehingga mampu meminimalisir genangan dan kali tidak akan meluap saat hujan lebat. "Dalam kegiatan ini kami melibatkan 200 warga agar mereka mempunyai rasa memiliki dan menjaga dengan tidak membuang sampah sembarangan di kali. Anggaran untuk pengerukan kali ini sekitar Rp 500 juta," tuturnya.
Kepala Sudin PU Tata Air Jakarta Utara, Sisca Herawati menuturkan, saat ini kondisi Kali Betik dipenuhi lumpur dan tanaman eceng gondok. Sehingga saat hujan, kali sering meluap dan menimbulkan genangan hingga setinggi 30 sentimeter di Jl Protokol Pegangsaan Dua dan kawasan Kelapagading. "Pengerukan kami lakukan berdasarkan laporan dan keluhan warga. Ini juga sebagai upaya mengendalikan genangan," ujar Sisca, Rabu (12/12). Selain pengerukan lumpur dan membersihkan eceng gondok, pihaknya juga akan menertibkan gubuk liar yang ada di sekitar bantaran kali. Dalam normalisasi Kali Betik ini, pihaknya juga akan mengerahkan alat berat atau beko berukuran kecil untuk membongkar gubuk liar tersebut. Nantinya, sampah maupun lumpur yang dihasilkan akan diangkut menggunakan truk. Sedangkan, pengerukaan lumpur dan eceng gondok dilakukan dengan cara manual memakai tenaga manusia. "Di sepanjang bantaran kali tersebut ada puluhan gubuk liar, seperti toilet umum, kandang ayam, kandang bebek, dan lain-lain. Insya Allah, tidak ada benturan fisik, karena warga menyambut baik dan mereka sudah sadar akan pentingnya normalisasi untuk mengendalikan banjir," katanya.
Dikatakan Sisca, Kali Betik memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer dengan lebar awal 10 meter serta kedalaman 3 meter. Namun, seiring berjalannya waktu, kali ini terus mengalami penyempitan dan kini lebarnya hanya menyisakan 4 meter. "Kali ini berfungsi apabila Kali Sunter debit airnya tinggi. Air di kali mengalir ke Kali Cakung Lama," tuturnya.
Diprediksi Sisca, bila lumpur dan eceng gondok ini diangkat, daya tampung air di kali tersebut akan lebih banyak sehingga mampu meminimalisir genangan dan kali tidak akan meluap saat hujan lebat. "Dalam kegiatan ini kami melibatkan 200 warga agar mereka mempunyai rasa memiliki dan menjaga dengan tidak membuang sampah sembarangan di kali. Anggaran untuk pengerukan kali ini sekitar Rp 500 juta," tuturnya.
Camat Kelapagading, Jupan Royter
menambahkan, pihaknya telah meminta kepada para Ketua RT/RW maupun tokoh
masyarakat agar mengingatkan warganya dengan membantu kegiatan Sudin PU
Tata Air tersebut. "Lumpur kali segera dikeruk dan turap yang rusak
juga akan diperbaiki. Jadi kami minta semua masyarakat ikut mendukung
pelaksanaan ini. Karena tujuannya baik untuk kepentingan bersama,"
tegasnya.
Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam membangun Jakarta Baru, yaitu Jakarta bebas banjir yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak. "Hujan puncaknya terjadi pada Januari dan Februari. Kita juga tidak ingin banjir terjadi lagi di Kecamatan Kelapagading khususnya. Saya harap masyarakat juga ikut mengubah pola hidupnya, karena ini tujuannya baik dan bisa dirasakan semua masyarakat," tandasnya.
Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam membangun Jakarta Baru, yaitu Jakarta bebas banjir yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak. "Hujan puncaknya terjadi pada Januari dan Februari. Kita juga tidak ingin banjir terjadi lagi di Kecamatan Kelapagading khususnya. Saya harap masyarakat juga ikut mengubah pola hidupnya, karena ini tujuannya baik dan bisa dirasakan semua masyarakat," tandasnya.
Begitupun disampaikan Dedi Tarmidji Camat Koja pihaknya juga akan segera meminta kepada para lurah yang wilayahnya dilalui kali betik ini untuk mengerahkan massa guna mensukseskan pelaksanaan normalisasi kali betik. (Bian)