Ratusan pedagang Pasar Tugu, Koja, Jakarta Utara, terancam bangkrut.
Dihimpit oleh tiga pusat perbelanjaan modern sekaligus, nasib 250
pedagang di pasar itu di ujung tanduk karena berkurangnya pembeli.
Padahal, pasar milik pemerintah daerah itu sebelumnya ramai pembeli. Salah seorang pedagang, Risman (42) mengaku keberadaan tiga pasar swalayan itu mengakibatkan menurunnya jumlah pembeli di Pasar Tugu.
"Yah sebelah ada Ramayana sama Ananda (Toserba) kiri sama kanan, yah bagaimana pembeli mau masuk ke sini," kata pedagang baju yang sudah berjualan sejak 2008 itu kepada merdeka.com, Jumat (7/12).
Akibat menurunnya jumlah pendapatan mereka, iuran bulanan yang dipungut pihak pasar pun berkurang.
"Dulu mah cicilan toko bisa Rp 2,5 juta perbulannya, sekarang sudah terserah minimal Rp 500 ribu," katanya.
Sementara itu, Kepala Pasar Tugu, Sudrajat, saat ditemui di kantornya mengatakan, dari total 530 pedagang yang ada separuh di antaranya sudah bangkrut.
"Rata-rata mengeluhkan sepinya pembeli," katanya.
Dia mengaku sudah akan berupaya mencari solusi atas persoalan yang dihadapi para pedagang tersebut.
"Yah kami akan berbicara dengan pihak Toserba Ananda, untuk melakukan mediasi. Kita akan temukan pemiliknya, biar sama-sama untung," imbuhnya.
Pantauan merdeka.com, para pedagang di pasar yang memiliki dua lantai itu menjual segala macam barang dari pakaian hingga kebutuhan sehari-hari.
Padahal, pasar milik pemerintah daerah itu sebelumnya ramai pembeli. Salah seorang pedagang, Risman (42) mengaku keberadaan tiga pasar swalayan itu mengakibatkan menurunnya jumlah pembeli di Pasar Tugu.
"Yah sebelah ada Ramayana sama Ananda (Toserba) kiri sama kanan, yah bagaimana pembeli mau masuk ke sini," kata pedagang baju yang sudah berjualan sejak 2008 itu kepada merdeka.com, Jumat (7/12).
Akibat menurunnya jumlah pendapatan mereka, iuran bulanan yang dipungut pihak pasar pun berkurang.
"Dulu mah cicilan toko bisa Rp 2,5 juta perbulannya, sekarang sudah terserah minimal Rp 500 ribu," katanya.
Sementara itu, Kepala Pasar Tugu, Sudrajat, saat ditemui di kantornya mengatakan, dari total 530 pedagang yang ada separuh di antaranya sudah bangkrut.
"Rata-rata mengeluhkan sepinya pembeli," katanya.
Dia mengaku sudah akan berupaya mencari solusi atas persoalan yang dihadapi para pedagang tersebut.
"Yah kami akan berbicara dengan pihak Toserba Ananda, untuk melakukan mediasi. Kita akan temukan pemiliknya, biar sama-sama untung," imbuhnya.
Pantauan merdeka.com, para pedagang di pasar yang memiliki dua lantai itu menjual segala macam barang dari pakaian hingga kebutuhan sehari-hari.
Sumber : merdeka.com