CILINCING-Langkah kaki Arifin (35) beserta keluarga besarnya begitu lihai ketika melompati genangan air di sekitar makam ibunya. Mereka tampak berhati-hati melompat dari keramik makam yang satu ke makam lainnya hanya untuk menghindari genangan air setinggi lima sentimeter di areal tersebut.Situasi yang tampak ironi dilihatnya itu terjadi ketika Arifin beserta keluarganya hendak berziarah ke makam sang ibu, Hj. Kartini di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Budi Darma, Cilincing, Jakarta Utara, Jum,at (10/8) petang. Kegiatan tauziah ini ia lakukan baik awal memasuki pertama ramadhan dan hari raya idul fitri.
Arifin yang ditemui petang, mengungkapkan situasi tergenangnya pemakaman di kawasan tersebut terjadi sejak tahun 2009. Hingga akhirnya Arifin beserta keluarganya memutuskan untuk meninggikan pinggiran makam sang ibu setinggi 20 sentimeter untuk menghindari genangan air."Kalau kami nggak tinggikan makam ibu, kami khawatir makamnya akan terendam banjir. Kami nggak mau lah, melihat makam orang yang kami sayangi kerendam banjir," kata Arifin.
DikatakanArifin, selain menghindari rendaman air, peninggian makam juga untuk menghindari hilangnya penanda makam ibunya."Tadi saya lihat, ada beberapa makam yang ketutupan nisannya sama genangan air. Kan kasihan ahli warisnya nanti kalau mau berziarah, kebingungan mencari makam kerabatanya," jelas Arifin
Arifin mengatakan, sejak kawasan makam mulai terendam banjir, hingga kini tidak ada upaya dari petugas makam dan pemerintah setempat untuk menangani masalah itu. Bahkan, lanjut Arifin untuk meninggikan makam sang ibu saja dia mesti mengeluarkan uang sekitar Rp250 ribu kepada tukang untuk meninggikan makam orangtuanya.
"Kami sampai bela-belain ninggiin makam ibu pakai uang sendiri. Masih beruntung kami memiliki rejeki yang cukup untuk membiayai peninggian makam. Bagaimana, dengan ahli waris lainnya yang tidak memiliki uang untuk meninggikan makam saudaranya?" ujar Arifin. Arifin mengaku, dengan kondisi areal makam terendam banjir setinggi lima belas sentimeter, membuat dia dan keluarganya kesulitan berziarah ke makam sang ibu.
"Mau nggak mau kami injak pinggir makam lainnya yang sudah dicor dan ditinggiin. Karena kalau tidak begitu, kaki kami akan kotor kena air genangan yang berwarna hitam disertai lumpur," jelas warga yang tinggal di Jalan Bakti XI RT 03/06, Cilincing, Jakarta Utara itu. Karena itu, pihaknya berharap agar Pemerintah setempat turun tangan menyelesaikan permasalahan tersebut. "Kami berharap agar Pemda perhatikan masalah ini, mungkin dengan cara meninggikan tanah di pemakaman itu. Sehingga, kami yang ingin berziarah ke makam bisa merasa nyaman," ucap Arifin
Beberapa waktu lalu saat awal ramadhan Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Utara Marfuah membenarkan kejadian tersebut dan telah memprogramkan pembuatan saluran penghubung untuk mengurangi ketinggian genangan."Tahun ini kami masih mengusulkan dan membuat perencanaan itu di tingkat walikota. Kira-kira tahun depan bisa diprogramkan. Anggarannya saya belum tahu, tapi sepertinya cukup besar. TPU itu memang posisinya rendah, sehingga sering tergenang," ujar Marfuah terpisah.
"TPU di Jakarta Utara mau kami rapihkan semua, termasuk di TPU Tegal Kunir di Plumpang mau ditinggikan dengan menambah tanah agar tidak tergenang," tutup Marfuah.Pantauan di lapangan menunjukkan, puluhan makam dari unit Islam Blok A 1 di TPU Budi Darma terendam genangan setinggi 10-20 cm cm. Para peziarah yang hendak berziarah ke makam kerabatnya menjadi kesulitan untuk menuju makam tersebut. Akibatnya, mereka menginjak keramik makam setempat untuk menghindari genangan air.